Rabu, 02 Desember 2020

Pura-pura


Tidak semua yg nampak bahagia tidak kesepian 

Hanya lihai memasang tawa di balik air mata 

Memunafikkan diri dari penderitan

Enggan menunjukkan luka


Pikirnya harus jadi teduh untuk yang butuh 

Lupa dia juga rapuh 

Kian waktu terbiasa tanpa keluh 

Tanpa sadar kini jatuh terengkuh 


Percaya akhir bahagia milik semua orang 

Dengan keyakinan untuk terus berjuang 

Putus asa jauh dia buang 

Memupuk mimpi yg selalu dikenang  

Sakitmu Juga Sakitku


Pedih di pojok rasa ini

Mendekam rindu yg kian menusuk kalbu

Meminta semua akan baikmu 


Tentang perjalanan menuju pendewasaan 

Sakitnya bisa disisihkan

Jumpanya masih bisa ditahan 

Tetapi doaku terus menghujan 


Tak elak dari harapan 

Masih terus muncul bersama asanya 

Namun kembali disadarkan realita 

Bahwa yg kamu mau bukan selalu untukmu 


Diam bukan berarti tak peduli 

Marah bukan berarti selalu kecewa

Namun lebih ke bertanya pada diri 

Apakah kalian saling merasa ada ? 

Jumat, 18 September 2020

Tidak Ada Perubahan


Pada dasarnya. Kamu tetaplah kamu. 

Benarlah pikirku yg terlontar hanya tipuan palsu. 

Agar aku tersipu. Agar aku tak kembali kaku 

Lalu kembalilah aku pada masa terburukku

Dijatuhkan dari harap semu 

Diinjak pada kenyataan pilu 

Terisak sendiri menahan sendu

Memeluk nestapa di dalam kalbu 

Luka terluka kian membiru 

Hanya sisa asa yang kini menemaniku 


Pada jalan yang ku yakini semu 

Tak ku jumpai kamu di titik temu 

Jauh ku raih bayangmu

Tenggelam bersama riak suaraku 

Terkubur dalam relung nalarku 

Jangan biarkan aku terperosok menolongmu 

Bagimu hanyalah aku si pembuat abu abu

Rabu, 16 September 2020

Obat Duka

 

Aku terlalu lelah untuk kembali mencari 

Menggulung ekspektasi 

Berjalan di atas keyakinan nurani 

Menghapus air langit yg menghiasi 

Jangan lemah diakui 

Hanyalah cermin teman sejati 

Tak pernah mengingkari janji 

Lari tak selamanya pergi

Sejatinya beberapa untuk kembali

Melepaskan hujam goresan dalam sanubari 

Senin, 14 September 2020

Permintaan Maaf

Untuk segala luka yang pernah ada

Aku mohon ampun atas goresannya 

Keegoisan sementara meruak dan mengamuk liar 

Mengutuk nafsu yang datang sebentar

Relung hati kini menyadari

Tak semestinya berlaku sombong pada diri sendiri


Ku yakin kamu tak rela

Ku yakin kamu masih terluka 

Ku yakin kamu tak lagi sama 

Ku yakin kamu belumlah mereda 


Lidahku kelu

Hatiku linu 

Bibirku ingin menoreh kata 

Tapi kembali masuk ke dalam jiwa 

Justru membunuhku dengan menyesal

Sungguh, sangatlah aku yang begitu bebal

Rotasi Semesta

 

Menggelitik di dada getar bahagia 

Meluap luap rona dalam jiwa


Kita saling berotasi 

Berjalan di garis kita sendiri


Lalu semesta memainkan peran 

Kembali dipertemukan dengan bersinggungan 


Kuasa apa yang bisa dipungkiri

Hanyalah kita baiknya mengamini

Minggu, 13 September 2020

Perjalanan Yang Berbeda

Lambat laun wajahmu terlihat samar

Bayangmu tak lagi pendar

Namun yang tumbuh di dalam hati tak pernah memudar 

Ku tunggu untuk kembali merekah dengan segar

Sebab ku tahu jalan yang kita tempuh masih sama dan ku tunggu dengan sabar 


Walau berkelok 

Walau bergelombang dan curam 


Harum tubuhmu kian menusuk hati 

Rentetan memori kian memanggil nurani 

Memihak pada kejujuran hati 

Yang selalu menolak diakhiri 

Sabtu, 12 September 2020

Akhir Dari Keraguan

Kenapa pada bagian merenung selalu lah aku kalah. 

Ini bukan kali pertaman kamu patah. 

Bukan kali pertama kamu kehilangan. 

Kamu tidak akan pernah tau apa yang menunggu di depan selama kamu masih ada di sini, di titik ini. 

Aku mengalahkan otakku, demi mengikui kata hatiku. 

Hatiku yang memberitahu bahwa aku harus kembali. 

Jumat, 11 September 2020

Pagi Yang Berbeda


Hingga sangkakala membuka tirainya 

Berat di benak untuk membuka mata 

Mengakhiri mimpi yang begitu nyata

Mengembalikan nyata bahwa dia tak ada


Tak ku jumpai lagi senyumnya 

Tak ku rasa lagi hangatnya 

Tak ada lagi harapan yg selalu menjadi bekal untuk kita kembali bersama 


Adakah namaku kamu sebut pada-Nya? 

Kamis, 10 September 2020

Lara

Kepada hati yang menanggung duka

Menyapa lara setiap paginya 

Malamnya diisi kesedihan dan penyesalan

Mengganjal mata untuk terpejam sebab laranya. 


Pada sebuah perjalanan tentang pembelajaran 

Nalar terus menolak untuk mengiyakan 

Nurani berseru untuk mengiyakan. 


Kepada Tuhan Yang Maha Memutuskan Pilihan,

Nalarku dikalahkan kali ini

Untuk terus mengejar apa yang naluri ku pilih 

Mengikhlaskn kembali luka yang mulai mengering dan perlahan hilang. 

Bertahan

Harapan dan angan angan yang makin hari kian menampakkan dirinya makin jelas keberadaannya. 

Aku yang dulu yakin aku keputusan yang aku buat lantas goyah. 

Pikiran tentang segala kemungkinan berlarian di kepala. 

Yang lantas merayap masuk ke dalam hati. 

Tidak dapat aku pungkiri bahwasannya hatiku memilih singgah. 

Akan sangatlah egois untuk berusaha membangun kembali hubungan yang usai. 

Tapi usai bukan berarti usang. 

Pohon layu pun bisa tumbuh kembali ketika dirawat dengan benar. 

Tunas itu akan kembali muncul jika dirawat dengan hati. 

Tapi sekali lagi apa yang aku harapkan dari tunas baru yang muncul selain buah ? 

Terlalu klise ketika aku menyebutnya sebagai pendamping. 

Tapi memanglah nyata itu yang aku inginkan. 

Aku harap Tuhan Yang Maha Membuat Bahagia merestuiku 

Selasa, 08 September 2020

Lembaran Yang Baru

Bila nanti kamu temui aku yang berbeda dari sini, ketahuilah bahwa itu memanglah aku. Hanya aku akan lebih liar dalam bercerita tentang seluk beluk Aku.